Wednesday, October 10, 2007

WAYANG BEBER the classical Javanese puppet shadow

Wayang beber is one variety of Javanese puppet shadow play (wayang). Painted pictures on a long strip of leather, bark, paper, or cloth are rolled from one supporting pole to another. The size of the strip varies, but it is usually around 20 centimeters wide and 12 meters long. Each spool contains sixteen scenes.
As the storyteller unrolls the spool scene by scene, he narrates the story accompanied by Javanese traditional music orchestra or gamelan. Traditional wayang beber tales include Panji stories or a story based on the mythical Javanese Jenggala Kingdom, or the Mahabharata and Ramayana epics.

Wayang beber adalah wayang yang dilukis pada lembaran kain atau kulit, dimana selain menggambarkan tema tokoh wayang, juga menggambarkan suatu kejadian kejadian dalam kisah pewayangan.

Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang, baik Mahabharata, Ramayana atau cerita Panji.

Seperti wayang lainnya, wayang beber dimainkan oleh dalang. Dalam pertunjukannya, dalang memulainya dengan memberikan petunjuk bagi gamelan untuk mulai bermain. Selanjutnya dalang membuka gulungan yang akan diceritakan. Dengan bernyanyi dan berbicara, dalang menarasikan cerita dengan lebih detail. Gambar ditunjukkan satu per satu. Setiap gulungan merupakan satu kisah atau satu bagian dari suatu kisah. Kisah yang biasa diangkat oleh wayang beber biasanya adalah kisah Ramayana, Mahabarata, Jenggala, atau kisah-kisah duniawi dari desa dan kerajaan lain.

No comments: