Wednesday, September 26, 2007

My Sansevieria Pinguicula

Sansevieria pinguicula is a very rare species of Sanseviera that people often mistake for an agave. First discovered in 1964 in Kenya.

Sansevierias are succulent plants and so need a well-drained compost and moderate watering, and will grow in many positions but appreciate good light and dappled sun to grow naturally and produce good leaf shape and colouration.


Sansevieria pinguicula, salah satu spesies tamanan koleksi di sebelah ini ditemukan pertama kali di Kenya Afrika Timur pada tahun 1964.
Di dalam sistem taksonomi tanaman (Scientific classification ) oleh Carl Peter Thunberg (November 11, 1743–August 8, 1828), tanaman ini termasuk dalam kingdom Plantae, Division Magnoliophyta, Class LiliopsidaOrder Asparagales, familia Ruscaceaedan genus Sansevieria, dinamakan Sansivieria sebagai penghormatan kepada Raimondo di Sangro (1710-1771), seorang pangeran dari San Severo Italia.

Konon kabarnya fren.. berdasarkan penelitian NASA, setiap helai daun Sansevieria disinyalir bisa menyerap 0,938 ug per jam formaldehid yang diartikan bahwa untuk membebaskan polutan dari ruangan 75 meter persegi cukup memerlukan empat daun.

Informasi lebih lanjut seputar Sansevieria bisa fren lihat di www.sansevieria-international.org.

Tuesday, September 18, 2007

The Ukiran


Ukiran, deder, or jejer is the term used in Java for the Keris Hilt.

Some collectors specializes in Ukiran and they can be valued more than the keris itself. A special care is taken in making the hilt from selected wood, ivory, horn, precious metal or fossilized Teeth.

The Ukiran and Warangka craftsman is called a Mranggi, he is an artist with a deep knowledge of traditional symbolism.

… Sorry fren bukannya nggak cinta bahasa ibu pertiwi... siapa tahu ada "londo inggris" yang baca...biar mereka bisa lebih memahami seni dan budaya kita lah, dan lagi infonya sebagai karya seni, keris sudah dapat pengakuan dari UNESCO, he he he…btw gw emang suka sama ukiran yang halus seperti gambar di atas… dan kebetulan saja dapet yang murah.

My Anthurium


Di tahun 2007 ini entah kenapa orang-orang pada “gandrung” sama anthurium, sebut saja Anthurium Jenmanii dan Gelombang Cinta … sepertinya hampir semua orang tahu sebagai Anthurium berkelas dan harganyapun saat ini sudah nggak rasional lagi…

Foto di samping ini juga merupakan salah satu jenis Anthurium, namanya “Braziliana Spoon”, bentuknya daunnya tebal sekali dan kaku mirip sendok.. tapi terus terang gw nggak tahu kenapa nama depannya Braziliana, anthurium tersebut gw beli pada Januari 2007 di taman anggek Ragunan dan pot keramiknya di beli pada salah satu kios keramik di Rawasari.

Fren…Selain Anthurium, saat ini banyak sekali jenis-jenis tanaman yang beredar sebagai hasil rekayasa manusia melalui penyilangan-penyilangan, seperti Aglaonema, Sansevieria, Euphorbia, Adenium dan sebagainya. Sebenarnya alampun melakukan penyilangan juga… melalui penyerbukan oleh lebah, lalat, angin, air, dsb.

… kita sadari atau tanpa kita sadari setiap hari Dia menciptakan sejumlah ciptaan baru.

Saturday, September 15, 2007

The Meeting


Lukisan di atas merupakan salah satu koleksi lukisan gwe yang dilukis langsung diatas kaca, lukisan kaca ini dibuat sekitar tahun 1970an di Cirebon Jawa Barat. Tentu saja melukisnya memerlukan keahlian khusus, karena cara melukisnya kebalikan dari melukis biasa. Lukisan menggambarkan suasana meetingnya para pejabat tinggi dan tertinggi di lingkungan negeri perwayangan, dari kiri ke kanan yaitu Bhatara Brama, Bhatara Wisnu, Bhatara Indra, Bhatara Naradha dan Bhatara Guru selaku pimpinan meeting… meeting mengenai apa ya? Entahlah… mungkin berkisar persiapan menjelang lebaran, Narada melaporkan harga-harga yang bergerak naik tak terkendali, termasuk harga daging katanya, sambil melirik kendaraan dinas Bhatara Guru…. Tentu saja laporan tersebut membuat Bhatara Guru agak gusar… pikirnya “kalau si sapi tersinggung gimana nich… bisa bisa ntar maen rodeo donk …”

...Ach menurut gw rasanya ada yang lebih penting dari pada mikirin kenaikan harga barang menjelang lebaran ... ya apa lagi kalo nggak kenaikan nilai ibadah kita fren....

The Pamor


Pamor merupakan gambaran tertentu pada permukaan keris, dapat berbentuk garis lurus, garis lengkung, atau nohtah-notah dalam bentuk tertentu. Dengan teknik tempa tertentu, logam bahan baku pamor yang lazimnya dari batu meteorit akan menyatu dengan bahan baku keris lainnya membentuk lapisan-lapisan tipis, dengan penyayatan pada pemukaan keris maka gambaran pamor tersebut akan terbentuk.

Photo di atas merupakan contoh sebuah pamor dari salah satu keris koleksi gw yang berbentuk seperti daun pakis ….susah lho buatnya… Beberapa Mpu dalam membuat keris kadang kala terinspirasi dengan corak pada daun-daun atau bunga-bunga tertentu yang ada di kedalaman hutan, sebut saja seperti pamor keris yang bernama ron genduru, ron pakis, bonang sarenteng, wos wutah, sekar angrek, melati sinebar, atau mayang mekar.

Fren…. kalau ada yang bilang keris itu benda keramat… itu salah besar! Karena keris pada dasarnya adalah objek seni karya para Mpu seniman besar masa lalu.

Arjuna Mencari Cinta


Fren.. wayang kulit ini gw beli tahun 2005 di pasar seni ancol, wayang ini berukuran sekitar 90 X 60 cm, dari kulit sapi, hasil tatahan pak Wahono yang katanya juga mantan dalang wayang kulit, Gw tertarik sama wayang ini bukan saja karena nilai seninya saja... tapi juga maknanya fren...

Wayang ini menggambarkan arjuna sedang bertapa ada dalam lakon "tjiptaning", di sini arjuna benar-benar mencari cinta sejati... menyatu dengan alam, menghadap kehadirat Tuhan dengan penuh keikhlasan... segala cobaan dan godaan dilalui sampai akhirnya ia mendapatkan yang diinginkan yaitu pusaka "kalimasada" yang tidak lain adalah kalimat syahadat yaitu pengakuan akan keesaan tuhan.

Fren... ada yang pernah bilang sama gw, semua ibadat yang kita lakukan pada hakekatnya dimaksudkan agar kita selalu dekat dengan Tuhan, dan seberapa besar dekat kita dengan Tuhan, sebesar itulah Tuhan dekat dengan kita... Wallahu alam.

Thursday, September 13, 2007

My Exotic Sword


Mataram di tahun 1589, tersebut kisah ...seorang anak muda, terinspirasi oleh keindahan setangkai daun tanaman yang tumbuh di dekat batu pertapaanya di dalam belantara pulau jawa, dengan bermodal tekad dan sepotong besi dari segumpal batu langit, di tengah letupan bara api ia terus-menerus menempa menjadi seribu lipatan... selanjutnya, atas kehendak Yang Maha Kuasa, dua purnama kemudian terciptalah sebuah keris yang indah namun tentu saja cukup mematikan.
Fren... konon kabarnya seorang lelaki jawa dianggap berhasil pabila memiliki ”gria, istri, burung bernyanyi, kuda, dan sebilah keris”. Sebilah keris tidak saja berfungsi sebagai senjata, tetapi juga sebagai penegasan status sebagai lelaki dewasa yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat.

Sebagai salah satu koleksi gw, keris di atas berlekuk 13 yang disebut "kantar" merupakan salah satu keris buaran zaman mataram awal... kurang lebih sekitar tahun 1582 saat berkuasanya panembahan senopaten.

Sepotong besi yang faktanya cuma seonggok benda mati jika di tempa dan diukir sama ahlinya akan jadi benda seni yang indah... bayangkan seandaimya kita-kita yang bukan benda mati ini, yang dibekali hati dan akal... ditempa sesuai aturan dari penciptanya... pasti luar biasa kali yach...Wallahu alam...

Wednesday, September 12, 2007

My Old Rolex


Fren…. Kalo kita bangun tidur yang pasti dilirik jam... begitu juga kalau pas bergegas kerja, ada rapat, mau istirahat, sebelum cabut pulang kerja, atau pas mau tidur …. ngelirik jam. Memang jam menjadi penuntun waktu rutinitas keseharian kita…

Ada fren kita yang bilang perhiasan lelaki adalah jam tangan, dan ada fren lain yang bilang kalo lelaki pake jam tangan katanya jadi semakin maskulin… Wallahu alam.

Tapi jam juga bisa punya makna histories buat seseorang, misalnya ada jam tangan hadiah dari pacar, peninggalan orang tua, milik seorang wanita syuhada’ di Palestina, atau ada juga milik seorang suami yang tewas karena gempa bumi…

Pernah liat Rolex buatan antara tahun 1955 – 1956? Rolex gw diatas termasuk salah satunya, jenis rolex ini pake movement manual yang masuk dalam tipe Precision, dengan Registered design 6694 Oysterdate dan nomor seri 1032429, dial face nya sering disebut sebagai Champagne dial karena warnanya serupa dengan minuman Champagne, penggunaan index dan jarum berwarna emas. Power reserve untuk Rolex ini adalah 48 jam, jadi kalau mau pake terus tanpa mati mesti diputar setiap 2 hari sekali....

…banyangin aja fren, Rolex gw ini dibuat lebih 50 tahun yang lalu….saat itu peminpin Republik kita sedang sibuk-sibuknya berkonferensi Asia-Afrika di gedung Sate Bandung.

Tapi yang perlu diingat fren.… jam lawas cuma sekedar saksi bisu perjalanan waktu… detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun.… karena yang dituntunkan kepada kita adalah janganlah kita menyia-nyiakan waktu atau menyia-nyiakan kesempatan indah yang diberikan Tuhan dalam kehidupan kita ini…